IkhWan TangGuh

Foto saya
Indramayu, Jawa Barat, Indonesia

Kamis, September 17, 2009

SANG MUROBBI


Sang Murabbi

Merangkum hati yang terserak
Menggenggam yang terlepas
Meretas gagasan menjadi kenyataan
Menapak jejak tak tergoyahkan
Menatap dengan kesejukan
Menegur dalam cinta
Bersemangat namun syahdu
Diiring doa sunyi
Kami rindu
Haus dahaga tak terperi
Pada sosoknya
Sang murabbi yang dicintai
Masihkah ada?…

(Aa Gun+tari) telah tiadaNya sang Murobbi




SANG MUROBBI
(Izzatul Islam)
Prolog:

Selayaknya bagi jiwa-jiwa yang mengazzamkan dirinya di jalan ini
Menjadikan dakwah sebagai laku utama
Dialah visi, dialah misi, dialah obsesi
Dialah yang menggelayuti di setiap desah nafas
Dialah yang akan mengantarkan jiwa-jiwa ini kepada ridho dan maghfiroh Tuhannya kelak
Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu
Terik matahari tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai tak lunturkan azzammu
Ragakan terluka tak jerikan nyalimu
Fatamorgana dunia tak silaukan pandangmu
Semua makhluk bertasbih panjatkan ampun bagimu
Semua makhluk berdoa limpahkan rahmat atasmu
Terik matahari tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai tak lunturkan azzammu
Ragakan terluka tak jerikan nyalimu
Fatamorgana dunia tak silaukan pandangmu
Duhai pewaris nabi duka fana tak berarti
Surga kekal abadi balasan ikhlas di hati
Cerah hati kami, kau semai nilai Rabb suci
Tegak panji Ilahi bangkit generasi Robbani



Subhanallah…………….begitulah
sang murobbi,tiada letih,tiada henti mendidik kami.Af1 ni ceritanya copy-paste,tpi ana berharap ni smua bisa jd pelajaran bwt kita.


Seseorang :
Ustadz, gimana nih? Teman-teman udah pada kendor semangatnya. Kalau kita ketemu nggak pernah ngomongin pengajian lagi. Yang diomongin soal ekonomi… politik… Gimana dong, tadz?!


Ustadz Rahmat :
Akhi, antum mesti sabar dan ikhlas. Antum tahu monyet?


Seseorang :
Ya, tahu Ustadz. Tapi bukan ane kan monyetnya?


Ustadz Rahmat :
(Tersenyum) Ada ceritera, seekor monyet nangkring di pucuk pohon kelapa. Dia nggak sadar lagi diintip sama tiga angin gede. Angin Topan, Tornado sama Bahorok.

Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, siapa yang bisa paling cepet jatuhin si monyet dari pohon kelapa. Angin Topan bilang, dia cuma perlu waktu 45 detik. Angin Tornado nggak mau kalah, 30 detik. Angin Bahorok senyum ngeledek, 15 detik juga jatuh tuh monyet. Akhirnya satu persatu ketiga angin itu maju.

@ Angin Topan duluan, dia tiup sekenceng-kencengnya, Wuuusss…. Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung megang batang pohon kelapa. Dia pegang sekuat-kuatmya. Beberapa menit lewat, nggak jatuh-jatuh tuh monyet. Angin Topan pun nyerah.

@ Giliran Angin Tornado. Wuuusss… Wuuusss… Dia tiup sekenceng-kencengnya. Ngga jatuh juga tuh monyet. Angin Tornado nyerah.

@ Terakhir, angin Bahorok. Lebih kenceng lagi dia tiup. Wuuuss… Wuuuss… Wuuuss… Si monyet malah makin kenceng pegangannya. Nggak jatuh-jatuh. Ketiga angin gede itu akhirnya ngakuin, si monyet memang jagoan. Tangguh. Daya tahannya luar biasa.

Ngga lama,

(x) datang angin Sepoi-Sepoi. Dia bilang mau ikutan jatuhin si monyet.
Diketawain sama tiga angin itu. Yang gede aja nggak bisa, apalagi yang kecil. Nggak banyak omong,

(x) angin Sepoi-Sepoi langsung niup ubun-ubun si monyet. Psssss… Enak banget. Adem… Seger… Riyep-riyep matanya si monyet. Nggak lama ketiduran dia. Lepas pegangannya. Jatuh tuh si monyet.


Nah, akhi. Tantangan dakwah seperti itu.
.
Tapi jika diuji oleh Allah dengan .

Antum mesti sabar… ikhlas… Ingetin terus temen-temen antum, jangan seperti monyet…

Tak pernah terpikir………..
Murabbi????????????
Tapi kini…………………….



di kutip dari http://penamuslim.wordpress.com


Tidak ada komentar:

Arsip Blog

Pengikut